Kepribadian sehat
Dalam psikologi dikenal berbagai macam mazhab dengan teorinya yang berbeda-beda, begitu juga dengan pengertian kepribadian sehat berbeda-beda pada tiap mazhab.
A. Menurut Psikoanalisa:
Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freuddan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia.
Aliran psikoanalisa melihat manusia dari sisi negatif, alam bawah sadar (id, ego, super ego), mimpi dan masa lalu. Aliran ini mengabaikan Potensi yang dimiliki oleh manusia. Manusia pada dasarnya ditentukan oleh energi psikis dan pengalaman-pengalaman dini.
Kepribadian yang normal (sehat).
1) Kepribadian yang sehat menurut Freud adalah jika individu bergerak menurut pola perkembangan yang ilmiah.
2) Kepribadian sehat adalah Hasil dari belajar dalam mengatasi tekanan dan kecemasan.
3) Kesehatan mental yang baik adalah hasil dari keseimbangan antara kinerja super ego terhadap id dan ego. (Prayitno, dalam Ifdil)
B. Menurut Behaviorisme:
Behaviorisme muncul sebagai kritik lebih lanjut dari strukturalisme Wundt. Meskipun didasari pandangan dan studi ilmiah dari Rusia, aliran ini berkembang di AS, merupakan lanjutan dari fungsionalisme.
Aliran behaviorisme memperlakukan manusia sebagai mesin, yaitu di dalam suatu system kompleks yang bertigkah laku menurut cara-cara yang sesuai dengan hukum. Dalam pandangan kaum behavioris, individu digambarkan sebagai suatu organisme yang bersifat baik, teratur, dan ditentukan sebelumnya, dengan banyak spontanitas, kegembiraan hidup, berkreativitas, seperti alat pengatur panas.
Prinsip dasar behaviorisme:
1) Perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri, bukan sebagai perwujudan dari jiwa atau mental yang abstrak
2) Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik adalah pseudo problem untuk sciene, harus dihindari.
3) Penganjur utama adalah Watson : overt, observable behavior, adalah satu-satunya subyek yang sah dari ilmu psikologi yang benar.
4) Dalam perkembangannya, pandangan Watson yang ekstrem ini dikembangkan lagi oleh para behaviorist dengan memperluas ruang lingkup studi behaviorisme dan akhirnya pandangan behaviorisme juga menjadi tidak seekstrem Watson, dengan mengikutsertakan faktor-faktor internal juga, meskipun fokus pada overt behavior tetap terjadi.
5) Aliran behaviorisme juga menyumbangkan metodenya yang terkontrol dan bersifat positivistik dalam perkembangan ilmu psikologi.
6) Banyak ahli (a.l. Lundin, 1991 dan Leahey, 1991) membagi behaviorisme ke dalam dua periode, yaitu behaviorisme awal dan yang lebih belakangan.
C. ORANG YANG MATANG (MODEL ALLPORT)
Pendekatan Allport Terhadap Kepribadian
Orang tua Allport menekankan pentingnya kerja keras dan kesalehan, dan mereka membentukanya dengan suasana aman dan kasih sayang, oleh karena Allport lebih optimis tentang kodrat manusia daripada Freud. Dia memperlihatkan suatu keharuan yang luar biasa terhadap manusia karena sifat-sifatnya yang tampaknya bersumber pada masa kanak-kanaknya.
Gambaran kodrat manusia menurut Allport adalah positif, penuh harapan, dan menyanjung-nyanjung. Salah satu pendekatan yang berguna terhadap pemahaman segi pandangan psikologis Allport adalah mengemukakan tema-tema pokok dari teorinya tentang kepribadian dan menunjukkan bagaimana tema-tema itu berbeda dari apa yang terdapat pada Freud.
Menurut Allport kepribadian-kepribadian yang matang tidak dikontrol oleh trauma-trauma dan konflik-konflik masa kanak-kanak. Orang-orang yang neurotis terikat atau terjalin erat pada pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak, tetapi orang-orang yang sehat bebas dari paksaan-paksaan masa lampau. Pandangan orang sehat adalah ke depan, kepada peristiwa-peristiwa kontemporer dan peristiwa-peristiwa yang akan datang dan tidak mundur kembali kepada peristiwa-peristiwa masa kanan-kanak. Segi pandang yang sehat ini memberi jauh lebih banyak kebebasan dalam memilih dan bertindak.
Karena Allport mengetahui perbedaan-perbedaan antara manusia yang neurotis dan manusia yang sehat ini, maka dia lebih suka mempelajari hanya orang-orang dewasa yang matang dan kerena itu sistem dari Allport hanya berorientasi pada kesehatan.
• Motivasi pada Pribadi yang Sehat
Allport percaya bahwa masalah yang sangat penting bagi para ahli psikologi yang memperlajari kepribadian ialah usaha untuk menerangkan motivasi. Menurut Allport, motif-motif seorang dewasa bukan perpanjangan atau perluasan motif-motif masa kanak-kanak. Motif-motif orang dewasa secara fungsional otonom terhadap masa kanak-kanak , yakni motif-motif itu tidak tergantung pada keadaan-keadaan asli.
“Kodrat intensional” (intentional nature) kepribadian sehat (perjuangan ke arah masa depan) mempersatukan dan mengintegrasikan seluruh kepribadian. Kendati mungkin seseorang ditimpa oleh masalah-masalah dan konflik-konflik (dan bahkan kepribadian yang sehat tidak sama sekali bebas dari masalah-masalah), kepribadiannya dalam arti tertentu dapat menjadi utuh dengan mengintegrasikan semua seginya untuk mencapai tujuan-tujuan dan intensi-intensi.
Manusia yang sehat memiliki kebutuhan terus-menerus akan variasi, sensasi dan tantangan-tantangan baru. Mereka tidak suka akan hal yang rutin dan mencari pengalaman baru. Mereka mengambil resiko, berspekulasi dan menyelidiki hal baru. Allport percaya melalui pengalaman dan resiko yang yang menimbulkan tegangan ini, manusia dapat tumbuh.
• Kriteria Kepribadian yang Matang
Tujuh kriteria kematangan ini merupakan pandangan-pandangan Allport tentang sifat-sifat khusus dari kepribadian sehat.
1. Perluasan Perasaan Diri
Ketika diri berkembang maka diri itu meluas menjangkau banyak orang dan benda. Pertama, diri berpusat pada individu, kemudian ketika lingkaran pengalaman bertumbuh maka diri bertambah luas meliputi nilai-nilai dan cita-cita yang abstrak. Ketika orang berkembang menjadi matang maka, dia mengembangkan perhatian-perhatian diluar diri. Akan tetapi tidak cukup hanya berinteraksi dengan sesuatu atau seseorang diluar dirinya oleh karena itu, orang harus menjadi partisipan yang langsung dan penuh.
Semakin seseorang terlibat sepenuhnya dengan berbagai aktifitas atau orang atau ide, maka semakin juga dia akan sehat secara psikologis. Diri akan menjadi tertanam dalam aktifitas yang penuh arti dan aktifitas ini menjadi perluasan perasaan diri.
2. Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang-orang Lain
Allport membedakan 2 macam kehangatan dalam hubungan dengan orang-orang lain yaitu, kapasitas untuk keintiman dan kapasitas untuk perasaan terharu.
Orang yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap orang tua, anak, partner, dan teman akrab. Syarat lain bagi kapasitas untuk keintiman ialah suatu perasaan identitas diri yang berkembang dengan baik.
Hubungan cinta dari orang-orang yang neurotis dengan hubungan cinta dari kepribadian-kepribadian yang sehat mempunyai perbedaan. Orang yang neurotis harus menerima cinta jauh lebih banyak dari pada kemampuan mereka untuk memberinya. Cinta dari orang yang sehat adalah tanpa syarat, tidak melumpuhkan atau mengikat.
Tipe kehangatan yang kedua, perasaan terharu adalah suatu pemahaman tentang kondisi dasar perasaan kekeluargaan dengan semua bangsa. Orang yang sehat memiliki kapasitas untuk memahami kesakitan-kesakitan, penderitaan-penderitaan, dan kegagalan-kegagalan yang merupakan ciri kehidupan manusia. Orang yang matang sabar terhadap tingkah laku orang-orang lain dan tidak mengadili atau menghukumnya. Orang yang sehat mengakui kelemahan manusia dan mengetahui bahwa dia memiliki kelemahan yang sama. Akan tetapi orang neurotis tidak sabar dan tidak mampu memahami sifat universal dari pengalaman-pengalaman dasar manusia.
3. Keamanan emosional
Kualitas utama dari kepribadian yang sehat adalah penerimaan diri. Kepribadian yang sehat menerima semua segi yang ada dari mereka, termasuk kelemahan dan kekurangan secara pasif pada kelemahan dan kekurangan tersebut, mereka juga mampu menerima emosi-emosi manusia dan tidak bersembunyi dari emosi itu, dan mengontrol emosi-emosi mereka sehingga emosi ini tidak mengganggu aktivitas antar pribadi. Akan tetapi orang neurotis menyerah pada emosi apa saja yang dominan pada saat itu. Berkali-kali memperlihatkan kemarahan atau kebencian walaupun perasaan ini mungkin tidak tepat.
Orang yang sehat mampu hidup dengan inti dan segi-segi lain dalam kodrat manusia, dengan sedikit konflik dalam diri mereka atau dengan masyarakat. Kualitas lain dari keamanan emosional ialah “sabar terhadap kekecewaan”. Hal ini menunjukan bagaimana seseorang bereaksi terhadap tekanan dan hambatan dari kemauan dan keinginan. Orang yang sehat sabar menghadapi kemunduran, mereka tidak menyerahkan diri pada kekecewaan, tetapi mampu memikirkan cara yang berbeda dan tidak bebas dari perasaan-perasaan tidak aman dan ketakutan-ketakutan, tetapi mereka merasa kurang terancam dan dapat menanggulangi perasaan tersebut dengan lebih baik dari pada orang yang neurotis.
4. Persepsi Realistis
Orang yang sehat memandang dunia mereka secara objektif. Sebaliknya, orang yang neurotis kerap kali harus mengubah realitas supaya membuatnya sesuai dengan keinginan-keinginan, kebutuhan-kebutuhan dan ketakutan-ketakutan mereka sendiri. Mereka tidak perlu percaya bahwa orang lain atau situasi semuanya jahat atau baik menurut suatu prasangka pribadi terhadap realitas. Mereka menerima realitas sebagaimana adanya.
5. Ketrampilan-ketrampilan dan Tugas-tugas
Allport menekankan pentingnya pekerjaan dan perlunya meneggelamkan diri sendiri didalamnya. Keberhasilan dalam pekerjaan menunjukan perkembangan ketrampilan dan bakat tertentu (suatu tingkat kemampuan). Allport juga mengemukakan ada kemungkinan bahwa orang-orang yang memiliki ketrampilan menjadi neurotis. Akan tetapi tidak mungkin menemukan orang yang sehat dan matang yang tidak mengarahkan ketrampilan mereka pada pekerjaan mereka.
Komitmen dalam orang sehat begitu kuat sehingga mereka sanggup menenggelamkan semua pertahanan yang berhubungan dengan ego dan dorongan (seperti kebanggaan) ketika mereka terbenam dalam pekerjaan mereka. Pekerjaan ini ada hubungannya dengan tanggung jawab dan kelangsungan hidup yang positif. Pekerjaan dan tanggung jawab memberikan arti dan perasaan kontinuitas untuk hidup. Tidak mungkin mencapai kematangan dan kesahatan psikologis yang positif tanpa melakukan pekerjaan yang penting dan melakukannya dengan dedikasi, komitmen, dan keterampilan-keterampilan.
6. Pemahaman Diri
Usaha untuk mengetahui diri secara objektif mulai pada awal kehidupan dan tidak akan pernah berhenti tetapi ada kemungkinan mencapai suatu tingkat pemahaman diri tertentu yang berguna dalam setiap usia. Orang yang memiliki suatu tingkat pemahaman diri yang tinggi atau wawasan diri tidak mungkin memproyeksikan kualitas-kualitas pribadinya yang negative kepada orang lain. Orang yang memiliki wawasan diri yang lebih baik adalah lebih cerdas dari pada orang yang memiliki wawasan diri yang kurang.
DAFTAR PUSTAKA
Shultz, Duane. 1991. Pertumbuhan Model-Model Kepribadian Sehat. Yogyakarta : Kanisius
Siswanto, S.Psi . 2007. Kesehatan Mental .Yogyakarta : Andi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar